|  Iklan:  Bajaj, Honda Scoopy, YamahaJuri:  Yazied Syafaat, Bambang Sukma Wijaya 
 
 
 
 Iklan:   YAMAHA versi Talk About Low Price   
   | 
 | Yazied Syafaat 
 | Bambang Sukma Wijaya 
 |     | Konsep kreatif 
 | ** 
 | *** 
 |     | Komunikasi 
 | *** 
 | **** 
 |     | Eksekusi 
 | *** 
 | *** 
 |     | Komentar 
 | Iklan  dengan pendekatan nyinyir yang    konsisten ini sempat berhasil  melambungkan Yamaha. Namun sekarang    konstelasi industri telah  berubah. Dan pendekatan itu menjadi    membosankan dan kurang relevan.  Yang tertangkap justru kegamangan    Yamaha melawan keagresifan  kompetitornya. 
 | Iklan  ini menjadi menarik karena,    pertama: berbeda dengan iklan-iklan  sepeda motor lain yang    menampilkan model yang sedang mengendarai  motor, hanya menampilkan    adegan obrol-obrol di warung sambil  mengantarkan pesan produk.    Untungnya, iklan ini ‘dibantu’ Deddy  Mizwar dedengkot akting    sehingga dialog dan akting pemeran cukup  natural dan lugas dalam    mengantarkan pesan. Salah satu kelemahan  konsep bergaya obrolan    ini adalah dialog dan bahasa tubuh pemerannya  sering kedodoran. Pilihan untuk meng-capture potongan    kehidupan  berupa obrolan warung ini adalah langkah yang strategis,    mengingat  anak-anak muda cowok suka ‘ngerumpi’ jika ngumpul    bareng, dan topik  obrolan kalau bukan cewek, ya bola atau    motor—Sehingga knowledge  tentang motor kebanyakan diperoleh dari    obrolan sesama  teman.Satu-satunya yang mengganjal di    iklan ini adalah kehadiran  ‘generasi tua’ dalam peer anak-anak    muda, bahkan menjadi endorser.  Apakah cukup masuk akal?      |   Iklan:  HONDA SCOOPY versi Fairies in Love with 
   | 
 | Yazied Syafaat 
 | Bambang Sukma Wijaya 
 |     | Konsep kreatif 
 | *** 
 | ** 
 |     | Komunikasi 
 | *** 
 | ** 
 |     | Eksekusi 
 | *** 
 | ** 
 |     | Komentar 
 | Ide  cupid memang pas, karena tampang    scoopy memang bikin orang jatuh  cinta secara instan-bukan terjebak    ke retro2an yang mungkin bisa  merugikan citra Honda. Sayang    kreatifnya tidak bikin jatuh cinta  secara instan. Agak membosankan    dan bisa misleading-yang bikin jatuh  cinta adalah Viera-nya.      
 | Pertama  melihat iklan ini saya    menyangka iklan permen wangi atau iklan  cologne buat cewek-cewek    abege. Girly banget! Jadi, tidak salah dong  begitu tahu ini iklan    motor, saya beranggapan ini iklan motor buat  cewek-cewek abege. Begitulah komunikasi. Simbol-simbol    adalah pesan.  Apa yang pakem dipahami orang banyak, akan begitu    pula yang dimaknai  dari suatu simbol. Yang jadi pertanyaan adalah,    apakah benar iklan  motor Honda Scoopy ini disasarkan hanya untuk    khalayak konsumen  cewek? Jika ya, bisa dimaklumi. Tapi jika    tidak, maka Honda sebaiknya  meninjau ulang iklan ini. Dalam    visual, setidaknya saya menangkap  pula adegan cowok mengendarai    Scoopy. Nah, lho. Jadi bingung deh.  Siapa sebenarnya sasaran    komunikasi iklan ini. Ambiguitas khalayak  konsumen sasaran    berpotensi menimbulkan disorientasi identitas merek.  Hati-hati. Saya sempat membaca artikel tentang    Scoopy yang  mengangkat konsep retro. Jika memang demikian, mengapa    iklannya harus  girly banget? Apakah retro harus girly?      |  
  Iklan:  BAJAJ versi Rider Making Music 
   | 
 | Yazied Syafaat 
 | Bambang Sukma Wijaya 
 |     | Konsep kreatif 
 | ***** 
 | *** 
 |     | Komunikasi 
 | **** 
 | **** 
 |     | Eksekusi 
 | ***** 
 | *** 
 |     | Komentar 
 | Inilah  iklan yang bikin jatuh cinta    secara instan. Segala ketidaklogisan  dalam adegannya menjadi tidak    penting, karena sudah jatuh cinta.  Twist dunia otomotif ke musik    yang artistik juga menarik. Endingnya  sangat indonesia-gong dan    kuat-kekuatan desain headlamp-nya  terekspose. Satu-satunya    kekhawatiran adalah relasi dengan brandnya  agak meragukan.Takutnya    orang ingat iklannya, lupa brand-nya. 
 | Iklan  ini mencoba mengemosikan    produk motor yang teknologis dan terkesan  garang melalui atraksi    pengendara motor yang menyentuhkan potongan  bambu/kayu yang    diikatkan di setang motor ke benda-benda pecah-belah  yang    dilewatinya, sehingga menghasilkan bunyi seperti musik.  Kebetulan,    iklannya pun dieksekusi dengan ilustrasi musik yang  selaras. Sebagaimana tagline-nya, Light    Sport, Bajaj Pulsar ingin  memposisikan dirinya sebagai motor Sport    yang fun dikendarai. Jenis  motor seperti ini memang terkesan    ‘dingin’ dan berat, sehingga tak  jarang model yang digunakan    pun harus memberi citra jantan, tangguh  dan garang, jauh dari    kesan ramah dan fun. Bajaj mencoba mengubah  citra ini    dengan memberi sentuhan atraksi ‘seni musik jalanan’ yang     lembut. Jadi, strong meets soft. Kejantanan yang sensitif.     Kegarangan yang artistik. Sebagai pemain baru di Indonesia, Bajaj sedang  berusaha    membentuk identitas mereknya melalui gaya komunikasi yang     diusahakan berbeda dari yang sudah ada. Tentu saja ini upaya yang     patut diacungi jempol. Karena menjadi beda, adalah jalan pintas     menjadi terkenal. Sayang, eksekusinya masih biasa. Bajaj harus     mengeksplor lebih intens lagi untuk menerjemahkan konsep ‘light     sport’-nya agar lebih unik dan kreatif. 
 |  Keterangan Score:   * sangat buruk, ** buruk, *** sedang/standard, **** baik, ***** sangat baik
 Juri:  Yazied Syafaat, Creative Director Srengenge Marketing Communication;  Bambang Sukma Wijaya, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie. dikutip dari MIX Magz online  |